Sholat Jenazah
oleh Titania Citra Noora
17/416415/SV/14153
Kearsipan C 2017
Shalat dalam
arti kecilnya berarti doa kepada Allah S.W.T dan sebagai sarana pendekatan diri
manusia dengan Allah. Sholat Jenazah menempati bagian terpenting dalam Islam. Hal tersebut menjelaskan bahwa
shalat jenazah adalah salah satu bentuk ibadah yang wajib dilakukan sebagai
penghormatan sesama saudara muslim bagi yang masih hidup kepada yang sudah meninggal. Shalat jenazah memiliki syarat dan
tata cara yang berbeda dalam pelaksanaannya. Setelah mayat dimandikan dan dikafani, maka agama
mensyariatkan untuk menshalatkannya. Hukumnya adalah fardlu kifayah, yaitu
telah mencukupi bila dilakukan oleh sebagian kaum muslimin, sedang bila tidak
ada yang melakukannya berdosalah semuanya.
Dari
Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda,
مَنْ شَهِدَ الْجَنَازَةَ حَتَّى يُصَلِّىَ عَلَيْهَا فَلَهُ قِيرَاطٌ ،
وَمَنْ شَهِدَ حَتَّى تُدْفَنَ كَانَ لَهُ قِيرَاطَانِ . قِيلَ وَمَا
الْقِيرَاطَانِ قَالَ مِثْلُ الْجَبَلَيْنِ الْعَظِيمَيْنِ
"Barangsiapa
yang menyaksikan jenazah sampai ia menyolatkannya, maka baginya satu qiroth.
Lalu barangsiapa yang menyaksikan jenazah hingga dimakamkan, maka baginya dua
qiroth." Ada yang bertanya, "Apa yang dimaksud dua qiroth?"
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam lantas menjawab, "Dua qiroth itu
semisal dua gunung yang besar." (HR. Bukhari no. 1325 dan Muslim no. 945)
A.
Syarat Shalat Jenazah
a.
Sama dengan syarat sholat biasa, yaitu menutup
aurat, menghadap kiblat, suci dari hadast (besar atau kecil) dan najis, baik
badan, pakaian maupun tempatnya.
b.
Jenazah sudah dimandikan dan dikafani (dibungkus) dengan kain
kafan
c.
Jenazah diletakkan di hadapan orang yang menyolati,
dengan posisi kepala berada di kanan, searah dengan kiblat.
B.
Rukun sholat jenazah
a.
Niat
b.
Berdiri bagi yang mampu
c.
Empat kali takbir (termasuk takbiratul ihram)
d.
Membaca surat al- fatihah setelah takbir yang
pertama (takbiratul ihram)
e.
Membaca sholawat kepada Nabi Muhammad SAW setelah
takbir yang kedua
f.
Membaca doa untuk jenazah setelah takbir yang ketiga
g.
Membaca doa untuk jenazah dan orang yang
menyalatinya setelah takbir yang keempat
h.
Membaca salam ke kanan dan ke kiri
C.
Sunnah sholat jenazah
a.
Mengangkat kedua tangan pada saat bertakbir
b.
Merendahkan suara pada setiap bacaan (israr)
c.
Membaca Taawudz sebelum membaca surat Al-Fatihah
d.
Memperbanyak shaf seperti tiga shaf atau lebih
D.
Tata cara pelaksanaan shalat Jenazah
`Berikut tata
cara shalat jenazah dilansir dalam berita nu.org.id secara berurutan yang
dikutip dari Fashalatan karya Syekh KHR Asnawi Kudus, salah satu pendiri
Nahdlatul Ulama. Imam berdiri kea rah kepala (apabila jenazah laki-laki) kea
rah perut (apabila jenazah perempuan)
Pertama, niat. Niat wajib digetarkan dalam hati. Apabila dilafalkan secara lisan akan berbunyi:
Pertama, niat. Niat wajib digetarkan dalam hati. Apabila dilafalkan secara lisan akan berbunyi:
Untuk jenazah laki-laki:
اُصَلِّى عَلَى هَذَاالْمَيِّتِ اَرْبَعَ تَكْبِرَاتٍ فَرْضَ
الْكِفَايَةِ مَأْمُوْمًا ِللهِ تَعَالَى
Untuk jenazah perempuan:
اُصَلِّى عَلَى
هَذِهِ الْمَيِّتَةِ اَرْبَعَ تَكْبِرَاتٍ فَرْضَ الْكِفَايَةِ مَأْمُوْمًا ِللهِ
تَعَالَى
Kedua, takbir dan dilanjutkan dengan membaca Surat al-Fatihah.
Ketiga, takbir lagi dan diteruskan dengan membaca shalawat Nabi:
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
Akan lebih bagus bila disambung:
كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ،
وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ، وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا
إِبْرَاهِيمَ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، فِي الْعَالَمِينَ إِنَّكَ
حَمِيدٌ مَجِيدٌ
Keempat, usai membaca shalawat, takbir lagi dan
membaca doa untuk jenazah yang sedang dishalati:
Untuk jenazah laki-laki:
اَللَّهُمَّ
اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ، وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ،
وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُ، وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ، وَنَقِّهِ
مِنَ الْخَطَايَا كَمَا نَقَّيْتَ الثَّوْبَ اْلأَبْيَضَ مِنَ الدَّنَسِ،
وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ، وَأَهْلاً خَيْرًا مِنْ أَهْلِهِ،
وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ، وَأَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ، وَأَعِذْهُ مِنْ
عَذَابِ الْقَبْرِ وَعَذَابِ النَّارِ
Untuk jenazah perempuan:
اَللَّهُمَّ
اغْفِرْ لَها وَارْحَمْها وَعَافِها وَاعْفُ عَنْها، وَأَكْرِمْ نُزُلَها،
وَوَسِّعْ مَدْخَلَها ، وَاغْسِلْها بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ،
وَنَقِّهِ مِنَ الْخَطَايَا كَمَا نَقَّيْتَ الثَّوْبَ اْلأَبْيَضَ مِنَ
الدَّنَسِ، وَأَبْدِلْها دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ، وَأَهْلاً خَيْرًا مِنْ
أَهْلِهِ، وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ، وَأَدْخِلْها الْجَنَّةَ، وَأَعِذْهُ
مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَعَذَابِ النَّارِ
Kelima, takbir yang keempat kalinya, lalu membaca:
Untuk jenazah laki-laki:
اَلَّلهُمّ لاَتَحْرِمْنا أَجْرَهُ وَلاَتَفْتِنَّا بَعْدَهُ
Untuk jenazah perempuan:
اَلَّلهُمّ لاَتَحْرِمْنا أَجْرَهَا وَلاَتَفْتِنَّا بَعْدَهَا
Keenam, mengucapkan salam secara sempurna:
اللهِ وَبَرَكَاتُهُ السَّلاَمُ
عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ
Komentar
Posting Komentar