Nama : Sonia
Putri Permadani
NIM : 17/410885/SV/12812
Kelas : Kearsipan C
Perkembangan Islam Di Kudus
Akulturasi
merupakan proses percampuran dua atau lebih kebudayaan tanpa menghilangkan ciri
aslinya. Salah satu wujud akulturasi
budaya Islam dengan Hindu Budha adalah Masjid Menara Kudus yang terletak di Desa
Kauman, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Masjid ini didirikan oleh
Sunan Kudus pada Tahun 1549 M dengan memiliki desain arsitektur, sejarah dan
unsur budaya akulturasi. Dahulu masjid ini bernama Masjid Al Aqsa sesuai nama
prasasti yang berada di bagian atas Mihrab.
Budaya Islam tercemin dari penggunaan bangunan masjid
adzan. Cermin akulturasi dari masjid dapat dilihat dari corak bagian gapura dan
pada bagian dalam masjid yang memiliki sepasang gapura kuna yang disebut “Lawang
Sewu”.
Masyarakat
Indonesia masih sangat terpengaruh dengan kebudayaan Hindu Budha saat Islam masuk
ke Nusantara pada saat abad ke-7 M. Kemudian para Wali Songo termasuk Sunan
Kudus memperkenalkan menggunakan strategi percampuran kebudayaan Hindu dan
Islam. Masjid Menara Kudus mempunyai delapan pancuran dan dilengkapi arca di
atasnya. Proses akulturasi terdapat pada arsitektur tempat wudhu yang diyakini
mengadaptasi dari kepercayaan Budha yaitu Delapan jalan Kebenaran atau Asta
Sanghika Marga.
Selain itu ada juga sebuah acara guna memperingati maulid Nabi Muhammad SAW
yakni Ampyang Maulid yang merupakan sebuah perayaan di Kabupaten
Kudus yang masih dilestarikan sampai sekarang dan diperingati setiap tanggal 12 Robiul Awal.
Peringatan tersebut di isi dengan shodaqoh yang
diwujudkan dalam bentuk tandu yang berisi makanan, hasil bumi, buah-buahan, yang
dihiasi kerupuk warna warni.
Komentar
Posting Komentar