Nama : Silma Yudhanti
NIM : 17/416412/SV/14150
Kelas : Kearsipan C
Perkembangan
Isam di Kudus
Akulturasi
Budaya Islam Hindu dan Budha di Kudus
Akulturasi adalah proses perpaduan
antara 2 kebudayaan atau lebih, sehingga melahirkan bentuk kebudayaan baru tanpa
meninggalkan ciri khas dari budaya lama tersebut sehingga unsur-unsur penting
dari masing-masing kebudayaan masih terdapat.
Salah satu akulturasi budaya Islam
dengan Hindu Budha adalah masjid. Contohnya, masjid menara kudus dimana masjid
menara kudus merupakan masjid kuno yang memiliki desain arsitektur, sejarah dan
unsur budaya akulturasi. Masjid ini berlokasi di desa Kauman, Kecamatan Kota,
Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Didirikan oleh Sunan Kudus pada tahun 1549 M atau
956 H yang awalnya bernama Masjid Al-Aqsha dimana nama tersebut terdapat pada
sebuah prasasti yang terpasang di bagian atas mihrab.
Budaya Hindu Budha tercermin dari
bangunan masjid yang mirip candi. Sedangkan untuk budaya Islam tercermin dari
penggunaannya untuk adzan. Cerminan akulturasi juga dapat dilihat dari corak
bagian gapura dan juga pada bagian dalam masjid yang memiliki sepasang gapura
kuno yang disebut dengan “Lawang Kembar”. Tempat wudhu di Masjid Menara Kudus
memiliki delapan pancuran dan juga dilengkapi arca yang diletakkan di atasnya.
Konsep arsitektur tempat wudhu tersebut diyakini mengadaptasi dari keyakinan
Budha yaitu Delapan Jalan Kebenaran atau Asta Sanghika marga.
Selain itu ada juga sebuah acara
guna memperingati mauled Nabi Muhammad SAW yakni Ampyang Maulid yang merupakan
sebuah perayaan di Kabupaten Kudus yang masih dilestarikan sampai sekarang dan
diperingati setiap tanggal 12 Robiul Awal. Peringatan tersebut diisi dengan
shodaqoh yang diwujudkan dalam bentuk tandu yang berisi makanan, hasil bumi,
buah-buahan, yang dihiasi kerupuk warna warni.
Komentar
Posting Komentar