Nama : Yanuar Yola Vionita
NIM : 17/415563/SV/13428
Kelas : Kearsipan C
Sejarah Penyebaran Islam di Yogyakarta
Daerah
Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu kesultanan Islam yang ada di
Indonesia, yakni Kesultanan Mataram. Kesultanan Mataram yang dimaksud adalah
kerajaan Islam yang dibangun abad ke-16 yang menurut silsilah berasal dari
kerajaan Islam di Demak.
Pada
masanya Mataram berekspansi mencari pengaruh di Jawa, wilayah Mataram mencakup
Pulau Jawa dan Madura dipimpin Sultan Agung (Jateng, DIY, Jatim). Ia memindahkan
lokasi kraton ke Kerta, akibat gesekan perdagangan dengan VOC di Batavia. Setelah
wafat digantikan oleh putranya, yaitu Amangkurat I.
Pada masa
Raja Amangkurat II Kraton dipindahkan ke Kertasura. Pada masa Raja AMangkurat III VOC
tidak menyukainya sehingga mengangkat Pakubuwana I sebagai raja, sehingga
Mataram mempunyai 2 raja yang menyebabkan perpecahan internal. Amangkurat III
memberontak lalu dibuang ke Ceylon. Kekacauan politik baru dapat diselesaikan
setlah membagi Mataram menjadi 2 yaitu, Kesultanan Yogyakarta dan Kasunanan
Surakarta.
Masuknya
islam ke Jawa mempengaruhi kebudayaan dan masyarakat di Jawa, khususnya Jogja.
Walisongo memiliki pernanan penting dalam penyebaran islam di Yogyakarta
terutama Sunan Kalijaga. Awalnya jogja masih kental dengan budaya MAjapahit dan
Syiwa Budha, sedikit demi sedikit mulai diarahkan pada budaya islami. Wayang
merupakan sarana yang digunakan Sunan kalijaga dalam menyebarkan Islam di
Jogja. Lalu lahir budaya-budaya islam seperti sekaten, grebeg, rejaban, upacara
takjilan dan perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Dalam
menguak kampung Muhammadiyah, pada masa kekuasaann Mangkubumi (Sultan Hamengkubuwono
I) dibangunlah Keraton Yogyakarta 9 Oktober 1775 menjadi symbol eksistensi
kekuasaan Islam. Keraton memiliki masjid dan alun-alun. Masjid inilah yang
memiliki pernahan penting dalam membangun kebudayaan Islam.
Komentar
Posting Komentar