Nama : Fahmi Aulia Tarliandanu
NIM : 17/410872/SV/12799
Kelas : Kearsipan C 2017
NIM : 17/410872/SV/12799
Kelas : Kearsipan C 2017
Sejarah Masuknya Islam di Jawa
1. Masyarakat Jawa pada zaman dahulu
menganut kepercayaan animismne dan dinamisme kemudian disusul masuknya Kerajaan
Hindu dan Budha yang tentu membuat masyarakat Jawa menganut agama Hindu/Budha.
Islam masuk di Jawa atas dasar ditemukannya makam Fatimah binti Maimun dan
Maulana Malik Ibrahim di Gresik, Jawa Timur.
Selanjutnya Islam berkembang di
Pulau Jawa melalui perdagangan, pendidikan, perkawinan, politik, dan kesenian.
Selain itu Wali Songo juga berperan besar dalam perkembangan Islam di Jawa.
Samudera Pasai merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia yang berada di
Sumatra. Dari Pasai inilah agama Islam
terus berkembang menulusuri pantai sesuai dengan perkembangan perdagangan pada
saat itu. Agama Islam masuk ke tanah Jawa melalui daerah pesisir utara Jawa
dengan perantara pedagang Muslim.
Lahirnya Kerajaan Demak, yang
merupakan kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa, tidak lepas dari Kerajaan
Majapahit, yang merupakan kerajaan bercorak Hindu yang saat itu merupakan
kerjaan terbesar di Nusantara. Hal ini dapat dilihat dengan ditemukannya makam
orang Islam yang berangka tahun 1369 M. masuknya Islam di Demak tidak dapat
terlepas dari peranan Wali Songo. Sekitar tahun 1435 M Raden Rahmat (Sunan
Ampel) mendirikan pesantren di Ampel. Pada saat itu Ampel merupakan pusat
penyebaran agama Islam di Jawa Timur. Raden Patah, yang merupakan murid dari
Sunan Ampel, mendapatkan perintah untuk menyebarkan Islam ke barat dari Ampel
dengan jalan membuka hutan Bintara atau Glagah Wangi sebagai tempat pemukiman.
Dalam perkembangannya Desa Glagah Wangi menjadi ramai dikunjungi orang, menjadi
pusat agama dan ilmu pengetahuan. Dengan perkembangan yang pesat inilah
kemudian dinamakan Demak.
Berkembang pesatnya Islam di Pulau
Jawa diketahui oleh Prabu Brawijaya V dari Majapahit, berhubung Raden Fatah
merupakan keturuanan dari Prabu Brawijaya V akhirnya Raden Fatah mendapatkan
mandat untuk menjadi adipati di Kerajaan Demak. Namun, kerajaan Majapahit
justru mengalami konflik internal dan Ranawijaya asal Daha berhasil merebut
kekuasaan Majapahit. Kemudian Ranawijaya menyerang kerajaan Demak namun dapat
ditakhlukkan oleh Kerajaan Demak.
2. Walisongo juga memiliki peran dalam
penyebaran agama Islam di Pulau Jawa
a.
Sunan Gresik
(Maulana Malik Ibrahim)
Maulana Malik
Ibrahim merupakan ahli tata negara yang berasal dari Turki. Maulana Malik
Ibrahim datang ke Pulau Jawa pada 1404 M. Jauh sebelum ia datang, Islam sudah
ada di Pulau Jawa. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya makam Fatimah binti
Maimun (1082 M). Di Gresik, ia mendirikan pesantren dan mengarahkan masyarakat
agar tingkat kehidupannya meningkat. Ia wafat di Gresik pada 1419 M.
b.
Sunan Ampel
(Raden Rahmat)
Raden Rahmat
adalah putra dari Maulana Malik Ibrahim. Ia mendirikan pesantren di Ampel, Surabaya.
Raden Rahmat merupakan perancang berdirinya kerajaan Islam di Pulau Jawa
sekaligus yang mengangkat Raden Patah sebagai sultan pertama di Demak. Di
samping itu, ia juga ikut mendirikan Masjid Agung Demak pada tahun 1479 M.
Sunan Ampel wafat pada tahun 1481 M dan dimakamkan di sebelah Masjid Ampel.
c.
Sunan Bonang
(Raden Makdum Ibrahim)
Raden Makdum
Ibrahim merupakan putra dari Sunan Ampel. Ia dianggap sebagai pencipta gending
pertama dalam rangka mengembangkan Islam di pesisir utara Jawa Timur. Raden Makdum
Ibrahim mendirikan pesantren di Tuban, Jawa Timur. Ia wafat di Pulau Bawean
pada tahun 1525 M.
d.
Sunan Giri
(Raden Paku)
Sunan Giri mendirikan
pondok pesantren yang dinamakan Pesantren Giri.
e.
Sunan Drajat
(Raden Qasim)
Sunan Drajat
lahir pada 1450 M merupakan anak bungsu dari Sunan Ampel. Di Desa Jelak, Sunan
Drajat mendirikan surau dan pesantren. Desa Jelak semakin berkembang hingga
berubah menjadi Banjaranyar. Ia mengajarkan Islam melalui konsep dakwah bil
hikam, dengan cara bijak tanpa memaksa. Sunan Drajat juga berdakwah dengan menggunakan kesenian Jawa. Salah satu
tembang ciptaannya adalah tembang Mijil.
f.
Sunan Kalijaga
(Raden Sahid)
Sunan Kalijaga
merupakan murid dari Sunan Bonang. Sunan Kalijaga menggunakan kesenian dalam
menyebarkan agama Islam, antara lain dengan wayang, sastra, dan kesenian
lainnya. Sebagian wayang dipetik dari cerita Mahabarata dan Ramayana namun
diselipkan ajaran agama Islam.
g.
Sunan Kudus
(Jafar Sa’diq)
Sunan Kudus
merupakan ahli dalam ilmu fiqih, tauhid, hadits, tafsir, dan logika. Ia
dijuluki wali al-‘ilm (wali yang luas ilmunya). Ia mendirikan Masjid
Al-Manar (Masjid Menara Kudus) di daerah Loran pada tahun 1549 M. Untuk
selanjutnya daerah tersebut berganti nama menjadi Kudus. Sunan Kudus wafat pada
tahun 1550 M dan dimakamkan di Kudus.
h.
Sunan Muria
(Raden Umar Said)
Sunan Muria
merupakan putra dari Sunan Kalijaga. Dalam berdakwah, Sunan Muria menggunakan
alat musik gamelan sebagai media. Sasaran dakwah Sunan Muria adalah masyarakat
yang tinggal di pedesaan dan jauh dari pusat pemerintahan maupun kota. Oleh
karena itu Ia mendirikan pesantren di lereng Gunung Muria.
i.
Sunan Gunung
Jati (Syarif Hidayatullah)
Sunan Gunung
Jati berasal dari Makkah. Ia berangkat ke tanah Jawa pada tahun 1470 M dan
mendirikan pesantren di Gunung Jati. Sunan Gunung Jati membangun Masjid Agung
Sang Ciptarasa pada tahun 1480 M. Masjid ini sering dijadikan pusat pertemuan
Wali Songo untuk membicarakan masalah yang sedang dihadapi saat itu.
Komentar
Posting Komentar