Nama : Muhammad Yusuf Habibulloh Ash-Shiddiq
NIM : 17/416398/SV/14136
Kelas : Kearsipan C
Dalam perkembangan agama Islam tidak dapat dilupakan peranan
pedagang Muslim yang telah menyebarluaskan
agama Islam di Nusantara khususnya di daerah Jawa. Agama
Islam masuk ke tanah Jawa melalui daerah pesisir Utara Jawa dengan perantara
pedagang Muslim. Bukti nyata masuknya Islam di tanah Jawa adalah dengan
ditemukannya makam Fatimah binti Maimun, keturunan Hibatulloh, dinasti dari Persia.
Kerajaan Demak, yang merupakan kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa. Sejarah masuknya Islam di Demak tidak dapat terlepas dari peranan
Wali Songo. Penyebaran agama Islam di Demak telah dimulai oleh Raden Patah untuk mendirikan kerajaan Demak atas
petunjuk Raden Rahmat. Munculnya kerajaan Demak sendiri tak lepas dari mundurnya kejayaan Majapahit.
Perkembangan islam di Jawa tak lepas dari peran penting Walisongo, diantaranya:
a. Sunan Gresik
(Maulana Malik Ibrahim)
Maulana Malik Ibrahim merupakan ahli tata negara yang berasal dari
Turki yang datang ke Pulau Jawa tepatnya di Gresik pada 1404 M. Di Gresik, ia mendirikan pesantren dan
mengarahkan masyarakat agar tingkat kehidupannya meningkat. Ia wafat di Gresik
pada 1419 M.
b. Sunan Ampel
(Raden Rahmat)
Raden Rahmat adalah putra dari Maulana Malik Ibrahim. Ia mendirikan
pesantren di Ampel, Surabaya. Raden Rahmat merupakan perancang berdirinya kerajaan
Demak sekaligus yang mengangkat Raden Patah sebagai sultan
pertamanya. Di samping itu, ia juga ikut mendirikan Masjid Agung Demak. Sunan Ampel wafat pada tahun 1481 M dan dimakamkan di sebelah
Masjid Ampel.
c. Sunan Bonang
(Raden Makdum Ibrahim)
Raden Makdum Ibrahim merupakan putra dari Sunan Ampel. Ia dianggap
sebagai pencipta gending pertama dalam rangka mengembangkan Islam di pesisir
utara Jawa Timur. Ia juga mendirikan pesantren di Tuban, Jawa
Timur. Ia wafat di Pulau Bawean pada tahun 1525 M.
d. Sunan Giri
(Raden Paku)
Sunan Giri secara aktif ikut merencanakan berdirinya Kerajaan Demak
dan terlibat dalam penyerangan ke Majapahit sebagai penasihat militer. Ia
mendirikan pondok pesantren yang dinamakan Pesantren Giri.
e. Sunan Drajat
(Raden Qasim)
Sunan Drajat lahir pada 1450 M yang merupakan anak bungsu dari
Sunan Ampel. Di Desa Jelak, Sunan Drajat mendirikan surau dan pesantren. Ia mengajarkan
Islam melalui konsep dakwah bil hikam, bijak tanpa memaksa.
Ia juga berdakwah dengan
menggunakan kesenian Jawa. Salah satu tembang ciptaannya adalah tembang Mijil.
f. Sunan Kalijaga
(Raden Sahid)
Sunan Kalijaga merupakan murid dari Sunan Bonang. Sunan Kalijaga
menggunakan kesenian dalam menyebarkan agama Islam, antara lain dengan wayang,
sastra, dan kesenian lainnya.
g. Sunan Kudus
(Jafar Sa’diq)
Sunan Kudus merupakan ahli dalam ilmu fiqih, tauhid, hadits,
tafsir, dan logika. Ia dijuluki wali al-‘ilm (wali yang luas ilmunya).
Ia yang mendirikan Masjid Menara Kudus pada tahun
1549 M. Untuk selanjutnya daerah tersebut berganti nama menjadi Kudus. Sunan
Kudus wafat pada tahun 1550 M dan dimakamkan di Kudus.
h. Sunan Muria
(Raden Umar Said)
Sunan Muria merupakan putra dari Sunan Kalijaga. Dalam berdakwah,
Sunan Muria menggunakan alat musik gamelan sebagai media. Sasaran dakwah Sunan
Muria adalah masyarakat yang tinggal di pedesaan dan jauh dari pusat pemerintahan
maupun kota. Oleh karena itu, Ia mendirikan pesantren di lereng Gunung Muria.
i. Sunan Gunung
Jati (Syarif Hidayatullah)
Sunan Gunung Jati berasal dari Makkah. Ia berangkat ke tanah Jawa
pada tahun 1470 M dan mendirikan pesantren di Gunung Jati. Sunan Gunung Jati
membangun Masjid Agung Sang Ciptarasa pada tahun 1480 M yang dijadikan pusat pertemuan Wali Songo untuk membicarakan masalah yang sedang
dihadapi saat itu.
Komentar
Posting Komentar