RINGKASAN MATERI AKULTURASI BUDAYA ISLAM HINDU BUDHA DI KUDUS

NAMA :Siti Novi Musdianti 
NIM : 17/410884/SV/12811
kelas : C
Ringkasan Akulturasi Budaya Islam Hindu Budha di Kudus

Hasil akulturasi budaya hindu budha dengan islam di Kudus adalah Masjid Menara Kudus. Masjid yang berlokasi di Desa Kauman, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah ini merupakan masjid kuno yang memiliki desain arsitektur, sejarah dan unsur budaya akulturasi. Masjid ini didirikan oleh Syekh Jafar Sodiq yang dikenal sebagai Sunan Kudus pada tahun 1549 M atau 956 H. awalnya masjid ini bernama masjid Al Aqsha. Nama ini sendiri terdapat pada sebuah prasasti yang terpasang di bagian atas mihrab.  Cerminan akulturasi dari masjid ini juga tercermin dari corak bagian gapura dan juga pada bagian dalam masjid yang memiliki sepasang gapura kuno yang disebut dengan “lawang kembar”. Tempat wudhu di Masjid Menara Kudus memiliki delapan pancuran dan juga dilengkapi dengan arca yang diletakkan diatasnya. Itu  mengadaptasi dari keyakinan Budha yaitu Delapan Jalan Kebenaran atau Asta Sanghika Marga.    
Pada saat islam masuk ke nusantara pada sekitar abad ke-7, masyarakat nusantara masih sangat terpengaruh dengan kebudayaan Hindu dan Budha. Kemudian para penyebar agama islam di jawa (wali songo), termasuk Sunan Kudus sendiri dalam memperkenalkannya menggunakan strategi pencampuran budaya hindu dan islam.

Ampyang Maulid adalah sebuah perayaan di Kabupaten Kudus yang dilaksanakan oleh masyarakat loram Kulon guna memperingati maulid Nabi Muhammad SAW.  Ampyang Maulid menjadi salah satu budaya yang dilestarikan sampai sekarang dan diperingati setiap tanggal 12 robi’ul Awwal. Tujuan karakteristik Ampyang maulid diartikan sebagai perayaan yang bernuansa dakwah islamiyah dalam rangka memperingati hari lahirnya Nabi Muhammad SAW di Masjid Wali Loram Kulon. Peringatan ini diisi dengan sodaqoh yang diwujudkan dalam bentuk tandu yang berisi makanan, hasil bumi, buah buahan, yang dihiasi kerupuk warna warni , maknanya adalah mensyukuri nikmat yang telah di berikan Allah SWT. Sampai saat ini.  

Komentar