PERKEMBANGAN ISLAM DI KUDUS

Nama               : Triandita Puspita
NIM                : 17/410887/SV/12814

Akulturasi Budaya Islam dan Hindu Budha di Kudus

Akulturasi merupakan proses percampuran dua atau lebih kebudayaan tanpa menghilangkan ciri aslinya. Salah satu akulturasi budaya islam dengan hindu budha adalah masjid. Masjid Menara Kudus merupakan masjid kuno yang memiliki desain arsitektur, sejarah dan unsur budaya akulturasi. Masjid ini  berlokasi di desa Kauman, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.

Budaya Hindu-Jawa  tercermin dari bangunan yang mirip candi. Sedangkan untuk budaya Islam tercermin dari penggunaannya untuk adzan. Cerminan akulturasi dari masjid ini juga tercermin dari corak bagian gapura dan juga pada bagian dalam masjid yang memiliki sepasang gapura kuno yang disebut dengan “Lawang Kembar”. Tempat wudlu di Masjid Menara Kudus memiliki delapan pancuran dan arca yang diletakkan di atasnya. Hal ini diyakini mengadaptasi dari keyakinan Budha yaitu Delapan Jalan Kebenaran atau Asta Sanghika Marga.

Pada saat Islam masuk ke Nusantara pada sekitar abad ke-7, masyarakat Nusatara memang masih sangat terpengaruh dengan kebudayaan Hindu dan Buddha. Kemudian para penyebar agama Islam di Jawa (Wali Songo), termasuk Sunan Kudus sendiri dalam memperkenalkannya menggunakan strategi percampuran budaya Hindu dan Islam.
 


Ampyang Maulid

Ampyang Maulid adalah sebuah perayaan di Kabupaten Kudus yang dilaksanakan oleh masyarakat Loram Kulon guna memperingati maulid Nabi Muhammad SAW. Ampyang maulid menjadi salah satu budaya yang dilestarikan sampai sekarang dan diperingati setiap tanggal 12 Robi’ul Awwal.



Komentar