Nama : Ivanka Bayu Nugroho
NIM : 17/415552/SV/13417
Kelas : Kearsipan C 2017
Sejarah Masuk Dan Berkembangnya Islam Di Kudus
Akulturasi
merupakan proses percampuran dua atau lebih kebudayaan tanpa menghilangkan ciri
aslinya. Salah satu wujud akulturasi budaya Islam dengan Hindu Budha adalah
Masjid Menara Kudus yang terletak di Desa Kauman, Kecamatan Kota, Kabupaten
Kudus, Jawa Tengah. Masjid ini didirikan oleh Sunan Kudus pada tahun 1549 M
dengan memiliki desain arsitektur, sejarah dan unsur budaya akulturasi. Dahulu
masjid ini bernama Masjid Al Aqsa sesuai nama prasasti yang berada di bagian
atas mihrab. Budaya Islam tercermin dari penggunaan bangunan masjid adzan.
Cerminan akulturasi dari masjid dapat dilihat dari corak bagian gapura dan pada
bagian dalam masjid yang memiliki sepasang gapuro kuno yang disebut sebagai
“Lawang Sewu”.
Masyarakat
Indonesia masih sangat terpengaruh dengan kebudayaan Hindu Budha saat Islam
masuk ke Nusantara pada saat abad ke-7 M. Kemudian para Wali Songo termasuk
Sunan Kudus memperkenalkan menggunakan strategi percampuran kebudayaan Hindu
dan Islam. Masjid Menara Kudus mempunyai delapan pancuran dan dilengkapi arca
di atasnya. Proses akulturasi terdapat pada arsitektur tempat wudlu yang
diyakini mengadptasi dari kepercayaan Budha yaitu Delapan Jalan Kebenaran atau
Asta Sanghika Marga.
Ampyang
maulid adalah sebuah perayaan di Kudus yang dilaksanakan oleh masyarakat Loram
Kulon. Budaya ini sudah dilestarikan sampai sekarang dan diperingati setiap
tanggal 12 Robi’ul Awwal. Ampyang Maylid memiliki tujuan memperingati hari
lahirnya Nabi Muhammad as di masjid Wali Loram Kulon. Peringatan ini dilakukan
dengan shodaqoh yang diwujudkan dalam bentuk tandu yang berisi makanan, asil
bumi, buah-buahan yang dihiasi dengan aneka krupuk warna-warni. Dengan demikian
proses perkembangan islam di Kudus terus berjalan.
- Ampyang Maulid
Kudus memiliki perayaan
Maulid Nabi Muhammad SAW yang disebut dengan Ampyang Maulid yang diperingati
setiap tanggal 12 Robi’ul Awwal. Ampyang Maulid merupakan perayaan yang
bernuansa dakwah Islamiyah. Acara tersebut diisi dengan shodaqoh yang
diwujudkan dalam bentuk tandu yang berisi makanan, hasil bumi, buah-buahan,
yang dihiasi kerupuk warna warni.
Komentar
Posting Komentar