Akulturasi Hindu-Budha dan Islam di Kudus | Kurnia Dewi T | 17/415556/SV/13421

Nama   : Kurnia Dewi Timortiara M S
NIM    : 17/415556/SV/13421
Kelas   : Kearsipan C

Ringkasan Presentasi “Perkembangan Islam di Kudus”

1.      Akulturasi Budaya Islam dan Hindu Budha di Kudus.
Masjid menara kudus merupakan masjid kuno yang memiliki desain arsitektur, sejarah dan unsur budaya akulturasi antara Islam dengan Hindu Budha. Masjid ini  berlokasi di desa Kauman, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Masjid ini didirikan oleh Syekh Jafar Sodiq atau Sunan Kudus pada tahun 1549 M atau 956 H. Pada awal didirikannya masjid ini dikenal dengan Masjid Al Aqsha, sesuai dengan sebuah prasasti yang terpasang di bagian atas mihrabnya.
Budaya Hindu-Jawa terlihat dari bangunan yang mirip candi dan corak bagian gapura kuno yang disebut dengan “Lawang Kembar”. Tempat wudlu di Masjid Menara Kudus memiliki delapan pancuran dan arca yang diletakkan di atasnya. Hal ini diyakini mengadaptasi dari keyakinan Budha yaitu Delapan Jalan Kebenaran atau Asta Sanghika Marga.
2.      Ampyang Maulid

Ampyang Maulid merupakan sebuah perayaan masyarakat Loram Kulon di Kabupaten Kudus yang dilaksanakan untuk memperingati maulid Nabi Muhammad SAW yang diperingati setiap tanggal 12 Robi’ul Awwal. Ampyang Maulid merupakan perayaan yang bernuansa dakwah Islamiyah. Acara tersebut diisi dengan shodaqoh yang diwujudkan dalam bentuk tandu yang berisi makanan, hasil bumi, buah-buahan, yang dihiasi kerupuk warna warni.

Komentar