"Sejarah Masuknya Islam di Yogyakarta" Yofa Pradhani Nabilah (17/410888/SV/12815)

Nama : Yofa Pradhani Nabilah
Kelas : C Kearsipan
NIM   : 17/410888/SV/12815

Sejarah Masuknya Islam di Yogyakarta

      Pada abad ke-16 berdiri Kerajaan Mataram yang wilayah kekuasaannya meliputi Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Jawa Timur. Pada saat itu Kerajaan Demak dipindahkan ke Pajang oleh Jka Tingkir atau Sultan Hadiwijaya, lalu setelah Pajang jatuh maka Kerajaan Islam dipindahkan ke Mataram oleh Raden Sutawijaya. Kerajaan Mataram mencapai puncak kejayaan pada masa Sultan Agung karena beliau telah berhasil melakukan ekspansi ke seluruh pulau Jawa. Bahkan pada masa Sultan Agung, Kerajaan Mataram menyerang VOC karena terjadinya gesekan dalam penguasaan perdagangan.

     Pada masa Amangkurat II banyak terjadi pemberontakan karena dari kalangan istana tidak menyukai Amangkurat II sangat patuh kepada VOC. Lalu digantikan oleh Amangkurat III, namun VOC tidak menyukai Amangkurat III karena sangat menentang VOC sehingga VOC mengangkat Pakubuwana I sebagai raja. Akibatnya terjadi perpecahan internal di dalam istana. Kekacauan politik ini berhasil diselesaikan pada masa Pakubuwana II setelah pembagian wilayah Mataram menjadi dua yaitu Kesultanan Ngayogyakarta dan Kasunanan Surakarta pada tanggal 13 Februari 1755. Pembagian wilayah ini tertuang dalam perjanjian Giyanti.

     Penyebaran Islam khususnya di Jogja tidak terlepas dari peran Wali Songo yaitu Sunan Kalijaga. Pada masa itu Jogja masih sangat kental dengan budaya Majapahit dan Budha, namun Sunan Kalijaga menggunakan wayang dan upacara kesenian seperti sekaten, rejeban, grebeg dan upacara takjilan sebagai media dalam menyebarkan agama Islam sehingga masyarakat mudah menerimanya. Pada masa kekuasaan Sultan Hamengku Buwana I dibangunlah Keraton Yogyakarta pada 9 Oktober 1775, dan pada asaat itu juga dibangun Masjid yang memiliki peranan penting dalam membangun Kebudayaan Islam.

Komentar