Sejarah Masuknya Islam di Indonesia

 
            Nama : Ivanka Bayu Nugroho
Nim 17/ 415552/ SV/13417

Sejarah Awal Agama Islam Masuk Ke Tanah Jawa

Pada jaman dahulu masyasarakat Jawa mayoritas memiliki kepercayaan animisme dan dinamisme. Kepercayaan tersebut mempengaruhi kebudayaan Jawa yang berakulturasi dengan budaya Hindu dan Budha yang datang dari India. Islam sendiri kemudian masuk ke tanah Jawa dengan dibawa oleh para pedagang Gujarat dan Persia serta Arab. Sejarah awal agama islam masuk ke tanah Jawa ini ditandai dengan adanya prasasti berupa batu nisan bernama Fatimah binti Maimun dan makam dari salah satu Sunan yaitu Maulana Malik Ibrahim. Perkembangan sejarah Islam di tanah Jawa sendiri melalui perdagangan, perkawinan, pendidikan, tasawuf, politik dan kesenian. Peran dari para wali ternyata sangat membantu mengenalkan Islam kepada masyarakat.

a. Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim)
Sunan Gersik atau yang dikenal dengan Maulana Malik Ibrahim datang ke Pulau Jawa pada 1404 M. Jauh sebelum ia datang, Islam sudah ada di Pulau Jawa. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya makam Fatimah binti Maimun (1082 M). Di Gresik, ia mendirikan pesantren dan mengarahkan masyarakat agar tingkat kehidupannya meningkat. Ia wafat di Gresik pada 1419 M.
b. Sunan Bonang (Raden Makdum Ibrahim)
Raden Makdum Ibrahim merupakan putra dari Sunan Ampel.  Raden Makdum Ibrahim mendirikan pesantren di Tuban, Jawa Timur. Ia wafat di Pulau Bawean pada tahun 1525 M.
c. Sunan Ampel (Raden Rahmat)
Raden Rahmat adalah putra dari Maulana Malik Ibrahim. Ia mendirikan pesantren di Ampel, Surabaya. Raden Rahmat merupakan perancang berdirinya kerajaan Islam di Pulau Jawa sekaligus yang mengangkat Raden Patah sebagai sultan pertama di Demak. Di samping itu, ia juga ikut mendirikan Masjid Agung Demak pada tahun 1479 M.
d. Sunan Drajat (Raden Qasim)
Di Desa Jelak, Sunan Drajat mendirikan surau dan pesantren. Desa Jelak semakin berkembang hingga berubah menjadi Banjaranyar. Ia mengajarkan Islam melalui konsep dakwah bil hikam, dengan cara bijak tanpa memaksa. Sunan Drajat juga berdakwah  dengan menggunakan kesenian Jawa. Salah satu tembang ciptaannya adalah tembang Mijil.
e. Sunan Giri (Raden Paku)
Sunan Giri secara aktif ikut merencanakan berdirinya Kerajaan Demak dan terlibat dalam penyerangan ke Majapahit sebagai penasihat militer. Ia 
mendirikan pondok pesantren yang dinamakan Pesantren Giri.
f. Sunan Kalijaga (Raden Sahid)
Sunan Kalijaga lahir pada tahun 1450, di Kota Tuban. Sunan Kalijaga menggunakan kesenian dalam menyebarkan agama Islam, antara lain dengan wayang, sastra, dan kesenian lainnya.
g. Sunan Muria (Raden Umar Said)
Sunan Muria seringkali dijadikan pula sebagai penengah dalam konflik internal di Kesultanan Demak (1518-1530). Ia dikenal sebagai pribadi yang mampu memecahkan berbagai masalah betapapun rumitnya masalah itu Dalam berdakwah, Sunan Muria menggunakan alat musik gamelan sebagai media dan mendirikan pesantren di lereng Gunung Muria.
h. Sunan Kudus (Jafar Sa’diq)
Sunan Kudus merupakan ahli dalam ilmu fiqih, tauhid, hadits, tafsir, dan logika. Ia dijuluki wali al-‘ilm (wali yang luas ilmunya). Ia mendirikan Masjid Al-Manar (Masjid Menara Kudus) di daerah Loran pada tahun 1549 M. Untuk selanjutnya daerah tersebut berganti nama menjadi Kudus.
i. Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah)
Sunan Gunung Jati berangkat ke tanah Jawa pada tahun 1470 M dan mendirikan sebuah pesantren di Gunung Jati. Sunan Gunung Jati membangun Masjid Agung Sang Ciptarasa pada tahun 1480 M. beliau wafat pada 19 September 1568, di Keraton Kasepuhan, Cirebon.
 Berdakwah menjadi salah satu cara penyebaran agama Islam yang dilakukan oleh para sunan yang menjadi kunci utama agama islam masuk ke tanah Jawa. Para wali langsung mendatangi masyarakat dan menyebarkan agama Islam dengan menggabungkan unsur sosial budaya pada dakwah mereka. Mereka mengajarkan agama melalui pesan-pesan moral yang sesuai dengan budaya setempat. Selain itu para wali juga mendirikan pesantren. Sejarah awal agama islam masuk ke tanah Jawa yang dibawa oleh pedagang Arab memberikan perubahan besar dalam sistem kasta di masyarakat. Rakyat jelata dan miskin derajatnya langsung terangkat dan tidak tertindas oleh peraturan istana. Semua masyarakat memiliki nilai dan derajat yang sama. Hal ini yang membuat agama Islam mendapatkan perhatian lebih di kalangan masyarakat di pulau Jawa.

Komentar