Ringkasan Sejarah Masuknya Islam di Jawa (Studi Kasus: Demak)



Nama          : Silma Yudhanti
NIM            : 17/416412/SV/14150
Kelas           : Kearsipan C

Ringkasan Sejarah Masuknya Islam di Jawa
(Studi Kasus: Demak)
Sebelum agama Islam masuk dan berkembang di Pulau Jawa, masyarakat pada umumnya menganut agama Hindu dan Buddha. Selain menganut agama Hindu dan Buddha, masyarakat Jawa juga masih ada yang menganut kepercayaan animisme dan dinamisme yaitu menyembah arwah leluhur dan memuja benda-benda yang dianggap keramat. Agama Islam masuk ke tanah Jawa melalui daerah pesisir utara Jawa dengan perantara pedagang Muslim. Bukti nyata masuknya Islam di tanah Jawa adalah dengan ditemukannya makam Fatimah binti Maimun (1082 M) di Desa Leran, Gresik. Fatimah merupakan keturunan dari Hibatullah, dinasti dari Persia. Di Kampung Gapuro, Gresik, juga ditemukan makam Maulana Malik Ibrahim (1419 M) yang merupakan satu dari sembilan wali (Wali Songo) yang berjasa dalam menyebarkan Islam di Jawa.
A.    Berdirinya Kerajaan Islam di Demak
Kerajaan Demak merupakan kerajaan Islam yang berdiri pertama kali di Pulau Jawa pada tahun 1478 M.. Penyebaran agama Islam di Demak telah dimulai oleh Raden Patah atas petunjuk Raden Rahmat. Selain itu terdapat peran serta penduduk Muslim sekitar Demak yang telah memajukan perdagangan di daerah pesisir pantai utara Jawa. Sejarah masuknya Islam di Demak tidak dapat terlepas dari peranan Wali Songo. Salah satunya adalah Raden Rahmat (Sunan Ampel) yang mendirikan pesantren di Ampel.
B.     Peran Wali Songo
1.        Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim)
Di Gresik, ia mendirikan pesantren dan mengarahkan masyarakat agar tingkat kehidupannya meningkat.
2.        Sunan Ampel (Raden Rahmat)
Raden Rahmat merupakan perancang berdirinya kerajaan Islam di Pulau Jawa sekaligus yang mengangkat Raden Patah sebagai sultan pertama di Demak. Di samping itu, ia juga ikut mendirikan Masjid Agung Demak pada tahun 1479 M.
3.        Sunan Bonang (Raden Makdum Ibrahim)
Raden Makdum Ibrahim mendirikan pesantren di Tuban, Jawa Timur. Ia wafat di Pulau Bawean pada tahun 1525 M.
4.        Sunan Giri secara aktif ikut merencanakan berdirinya Kerajaan Demak dan terlibat dalam penyerangan ke Majapahit sebagai penasihat militer. Ia mendirikan pondok pesantren yang dinamakan Pesantren Giri.
5.        Sunan Drajat (Raden Qasim)
Di Desa Jelak, Sunan Drajat mendirikan surau dan pesantren. Sunan Drajat juga berdakwah  dengan menggunakan kesenian Jawa. Salah satu tembang ciptaannya adalah tembang Mijil.
6.        Sunan Kalijaga (Raden Sahid)
Sunan Kalijaga menggunakan kesenian dalam menyebarkan agama Islam, antara lain dengan wayang, sastra, dan kesenian lainnya.
7.        Sunan Kudus (Jafar Sa’diq)
Ia mendirikan Masjid Al-Manar (Masjid Menara Kudus) di daerah Loran pada tahun 1549 M. Untuk selanjutnya daerah tersebut berganti nama menjadi Kudus.
8.        Sunan Muria (Raden Umar Said)
Dalam berdakwah, Sunan Muria menggunakan alat musik gamelan sebagai media. Sasaran dakwah Sunan Muria adalah masyarakat yang tinggal di pedesaan dan jauh dari pusat pemerintahan maupun kota. Oleh karena itu Ia mendirikan pesantren di lereng Gunung Muria.
9.        Sunan Gunung Djati (Sarif Hidayatullah)
Sunan Gunung Jati membangun Masjid Agung Sang Ciptarasa pada tahun 1480 M. Masjid ini sering dijadikan pusat pertemuan Wali Songo untuk membicarakan masalah yang sedang dihadapi saat itu.



Komentar