Profesionalisme dan Ikhlas dalam Persefektif Islam

Nama               : Salma Dilsani Sabita
NIM                : 17/415560/SV/13425
Kelas               : Kearsipan C
Profesionalisme dan Ikhlas dalam Persefektif Islam
Dalam Al-Quran Surat Al-Isra ayat 36 yang berarti “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung jawabnya”.
Oleh karena itu, pekerjaan harus dilakukan berdasarkan keahlian. Seperti sabda Nabi: “Apabila suatu urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tangguhlah saat kehancuran” (Hadist Bukhari).
Untuk itu, kita harus profesional dan ikhlas dalam pekerjaan yang kita bisa. Profesionalisme itu sendiri adalah menempatkan sesuatu pada tempatnya karena professional biasanya berkaitan dengan pekerjaan. Salah satu penerapannya adalah dengan cara tidak membawa masalah apapun ke pekerjaan. Sedangkan Ikhlas adalah membebaskan diri dari tuntutan dan beban. Adapun salah satu cara menerapkannya  adalah kita memberi sesuatu tapi kita tidak menuntut orang kita beri itu harus memberi kita lagi, kita harus ikhlas / rela. Kita harus menerapkan Ikhlas Dan Profesionalisme dalam kehidupan kita Sehari-hari agar hidup kita lebih baik lagi kedepannya
Contoh profesionalisme yang bisa kita terapkan sebagai mahasiswa adalah harus tetap mengerjakan tugas yang diberikan oleh dosen dan mengumpulkannya secara tepat waktu walaupun kita sibuk dengan kegiatan lain, misalnya organisasi. Contoh ikhlas yang bisa kita terapkan sebagai mahasiswa adalah rela dan tabah saat disuruh dosen dan tidak mengeluh saat diberikan tugas yang banyak.
Berikut ini adalah ayat dan hadist tentang profesionalisme
         إِنَّ الَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُولَئِكَ هُمْ خَيْرُ الْبَرِيَّةِ
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan melakukan pekerjaan yang baik, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk.” (QS. al-Bayyinah, 98:7)
         عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنّ اللَّهَ تَعَالى يُحِبّ إِذَا عَمِلَ أَحَدُكُمْ عَمَلاً أَنْ يُتْقِنَهُ (رواه الطبرني والبيهقي)
Dari Aisyah r.a., sesungguhnya Rasulullah s.a.w. bersabda: “Sesungguhnya Allah mencintai seseorang yang apabila bekerja, mengerjakannya secara profesional”. (HR. Thabrani, No: 891, Baihaqi, No: 334).
      Berikut ini adalah hadist tentang ikhlas
         عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ : إِنَّ اللهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَ أَمْوَالِكُمْ وَ لَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوْبِكُمْ وَ أَعْمَالِكُمْ
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Nabi Shallallahu ‘alihi wa sallam telah bersabda,”Sesungguhnya Allah tidak memandang kepada rupa kalian, juga tidak kepada harta kalian, akan tetapi Dia melihat kepada hati dan amal kalian”.
         وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُم بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ ۖ وَلَا تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ زِينَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَن ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ وَكَانَ أَمْرُهُ فُرُطًا
Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang yang menyeru Rabb-nya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaanNya. Dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharap perhiasan kehidupan dunia ini. Dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti hawa nafsunya, dan adalah keadaannya itu melewati batas. [Al Kahfi : 28].
Profesionalisme dan Ikhlas menurut Bapak Julianto
         Profesionalisme : menempatkan sesuatu pada tempatnya karena professional biasanya berkaitan dengan pekerjaan
         penerapan : tidak membawa masalah apapun ke pekerjaan
         Ikhlas : Membebaskan diridari tuntutan dan beban
         Penerapan : missal, kita memberi sesuatu tapi kita tidak menuntut orang kita beri itu harus memberi kita lagi, kita harus ikhlas / rela.


Komentar