AKULTURASI BUDAYA ISLAM DI KUDUS | M Andar Bachtiar

MUCHAMMAD ANDAR BACHTIAR
17/416396/SV/14134
ARS C 2017

·         RANGKUMAN “AKULTURASI BUDAYA ISLAM DI KUDUS”
Ø  Pengertian Akulturasi
Proses perpaduan antara dua kebudayaan atau lebih, sehingga melahirkan suatu bentuk kebudayaan baru, tapi tanpa menghilangkan unsur-unsur penting dari masing-masing kebudayaan aslinya

-      Bentuk Akulturasi di Kudus
·       Bentuk Masjid, Salah satu akulturasi budaya islam dengan hindu budha adalah masjid. Masjid menara kudus merupakan masjid kuno yang memiliki desain arsitektur, sejarah dan unsur budaya akulturasi. Masjid ini  berlokasi di desa Kauman, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Masjid yang didirikan oleh Syekh Jafar Sodiq (Sunan Kudus) tahun tahun 1549 M atau 956 H ini awalnya bernama Masjid Al Aqsha. Nama ini sendiri terdapat pada sebuah prasasti yang terpasang di bagian atas mihrab. Untuk budaya Hindu-Jawa  tercermin dari bangunan yang mirip candi, sedangkan untuk budaya Islam tercermin dari penggunaan menara untuk adzan. Cerminan akulturasi dari masjid ini juga tercermin dari corak bagian gapura yang disebut dengan “Lawang Kembar”.
    Pada saat Islam masuk ke Nusantara pada sekitar abad ke-7, masyarakat Nusatara memang masih sangat terpengaruh dengan kebudayaan Hindu dan Buddha. Kemudian para penyebar agama Islam di Jawa (Wali Songo), termasuk Sunan Kudus sendiri dalam memperkenalkannya menggunakan strategi percampuran budaya Hindu dan Islam.

·       Ampyang Maulid, Ampyang Maulid adalah sebuah perayaan di Kabupaten Kudus yang dilaksanakan oleh masyarakat Loram Kulon untuk memperingati maulid Nabi Muhammad SAW. Ampyang maulid menjadi salah satu budaya yang dilestarikan sampai sekarang dan diperingati setiap tanggal 12 Robi’ul Awwal. Karakteristik Ampyang Maulid dapat diartikan sebagai perayaan yang bernuansa dakwah Islamiyah yang dilaksanakan oleh Masyarakat Desa Loram Kulon dalam rangka memperingati hari lahirnya Nabi Muhammad SAW di Masjid Wali Loram Kulon. Peringatan tersebut diisi dengan shodaqoh yang diwujudkan dalam bentuk tandu yang berisi makanan, hasil bumi, buah-buahan, yang dihiasi dengan berbagai krupuk warna-warni.

Komentar