Rydha Trimadani | 17/416410/SV/14148 | Kearsipan C

Ringkasan Presentasi PAI Sejarah Masuknya Islam di Indonesia (Aceh)

Sumber sejarah tentang masuknya Islam di Aceh sampai saat ini masih menjadi perdebatan. Catatan sejarah tentang Islam pun masih simpang siur keterangannya. Sehingga pendapat tentang masuknya Islam di Aceh masih berupa perkiraan. Islam pertama kali masuk di Aceh didukung oleh pendapat Badri Yatim bahwa Islam disebarkan ke Asia Tenggara melalui tiga tahap. Tahap pertama, Islam masuk melalui pelabuhan di Pantai Sumatera Utara dengan perantara saudagar Muslim yang hendak menuju ke Asia Timur melewati Selat Malaka. Tahap kedua yaitu terbentuknya komunitas Islam. Mereka yang singgah di pesisir Sumatera Utara melakukan perdagangan dan melebur dengan penduduk sekitar. Tidak menutup kemungkinan mereka menjalin perkawinan dengan masyarakat setempat sehingga penduduk sekitar turut memeluk Islam. Tahap ketiga yaitu berdirinya kerajaan Islam pertama di Indonesia. Sultan Malik al-Saleh (1297 M) mendirikan Kerajaan Samudera Pasai sekaligus menjadi raja pertamanya. Sultan Malik al-Saleh menikah dengan putri Kerajaan Perlak sehingga meleburlah dua kerajaan tersebut. Pada 1521 M, Kerajaan Samudera Pasai ditaklukan oleh Portugis. Sultan Ali Mughayatsyah sebagai Sultan Kerajaan Darussalam pada saat itu membantu Kerajaan Samudra Pasai merampas wilayahnya dari Portugis. Kemudian kedua kerajaan tersebut bersatu menjadi Kerajaan Aceh Darussalam dan memcapai puncak kejayaan pada abad ke-17. Kejayaan menyebabkan ulama-ulama dari Arab, India, dan Persia berdatangan ke Aceh untuk menjalin hubungan demi pengembangan ilmu di Aceh dan menjadikan Aceh sebagai pusat keilmuan Islam di Nusantara.

Beberapa tokoh ulama di Aceh diantaranya yaitu Hamzah Fansuri. Ia adalah ulama dan sufi besar pertama di Aceh yang menghasilkan karya risalah keagamaan, tasawuf, dan prosa. Hasil karyanya yaitu: Syarab al-‘Asyiqin, Asrar al-‘Arifin, dan Al Muntahi. Ulama yang berasal dari Pasai adalah Syamsudin al-Sumatrani. Ia adalah penulis risalah tasawuf. Hasil karyanya yaitu: Mir’at al-Mukminin, Kitab al-Haraka, Mir’at al-Iman, dan Kitab al-Martaba. Ulama sekaligus sastrwan yang berasal dari Ranir yaitu Nuruddi Ar-Raniri (1568 M). Ia adalah penganut Wujudiah namun dalam menafsirkan ajarannya ketat bertolak pada syariat dan fikih. Hasil karyanya yaitu: Sirat al-Mustaqim, Daral al-Faraid, Lata’ih al-Asrar, Hall al-Dzil ma’a Sahabihi, dan Umdat al-I’tiqad. Selanjutnya ada Abdul Rauf al-Singkili yang lahir di Fansur dan dibesarkan di Singkel, wilayah pantai barat-laut Aceh. Ia menjalankan tarekat Syatariyah. Hasil karyanya yaitu: Mir’atu ath-Thullab fi Tashil Ma’rifatil ahkam wasy-syar’iyah, Umdatul Muhtajin ila suluki Maslah al-Mufridin, Li’l Malik al-Wahhab, dan Kifayat al-Muhtajin ila Suluk Maslak Kamal al-Tahbir.

Komentar