Ringkasan Sejarah Masuknya Islam di Indonesia (Studi Kasus : Aceh)
Oleh: Sekar Widya Safitri, 17/416411/SV/14149, Kearsipan-C


            Islam masuk ke Indonesia pertama kali di Aceh pada abad ke-7 hingga abad ke-13 (tergantung dari sudut pandang masing-masing konsep). Badri Yatim mengemukaan beberapa pernyataan yang mendukung masuknya islam pertama kali di Aceh, yaitu melalui 3 tahap:
·         Tahap I
Disebarkan di pelabuhan-pelabuhan nusantara yaitu di Pulau Sumatera Utara yang merupakan persinggahan saudagar-saudagar muslim yang menuju ke Asia Timur melalui Selat Malaka.
·         Tahap II
Terbentuknya komunitas-komunitas islam di beberapa kepulauan nusantara, yaitu mereka yang singgah di pesisir Sumatera Utara kemudian membentuk masyarakat muslim.
·         Tahap III
Berdirinya kerajaan-kerajaan islam di Aceh. Kerajaan Samudera Pasai merupakan kerajaan pertama di Indonesia yang didirikan oleh Sultan Malik al-Shaleh (1297 M). Kerajaan Perlak bergabung menjadi satu dengan Samudera Pasai karena Sultan Malik al-Shaleh menikah dengan putri raja Perlak. Kerajaan ini bertahan sampai ditaklukkan oleh Portugis pada 1521 M. Sultan Ali Mughayatsyah (sultan Kerajaan Darussalam) membantu Pasai dalam menaklukkan Portugis dan merebut kembali wilayah Pasai. Kemudian dipersatukan dengan kerajaan Darussalam sehingga memproklamirkan menjadi Kerajaan Aceh Darussalam pada 1524 M. Aceh mengalami puncak kejayaan pada abad ke-17, akibat kejayaan tersebut Aceh mulai didatangi ulama-ulama dari Arab, Persia, maupun India yang menjalin hubungan demi pengembangan keilmuan di Aceh.

Tokoh Ulama di Aceh
1.)   Hamzah Fansuri, seorang ulama dan sufi besar di Aceh. Beliau merupakan seorang penulis risalah keagamaan dan prosa. Hasil karyanya: Syarah al-‘Asyiqin, Asrar al-‘Arifin, dan al Muntahi.
2.)   Syamsudin al-Sumairani, seorang penulis risalah tasawuf yang berasal dari Pasai. Hasil karyanya: Mir’at al-Mukminin, al-Haraka, Mir’at al-Iman, dan al-Martaba.
3.)  Nuruddi Ar-Raniri, seorang ulama dan sastrawan yang berasal dari Ranir, beliau seorang penganut wujudiah dan pengikut Ibnu ‘Arabi tapi dalam menafsirkan bertolak pada syariat dan fikih. Hasil karyanya: Sirat al-Mustaqim, Daral al-Faraid, dll.
4.) Abdul Rauf al-Singkili, beliau menjalankan tarekat Syatariyah karena mengikuti dan telah mendapat ijazah dari gurunya Ahmad Al-Qusyasyi. Salah satu hasil karyanya yaitu Li’l Malik al-Wahhab.

Komentar